SEMARANG, KOMPAS.com--Rumah Batik Danar Hadi Semarang meluncurkan 30 koleksi batik terbarunya dengan sentuhan oriental dalam motif desain, Selasa, untuk menyambut perayaan Imlek 2563.
Pada pergelaran busana batik bertema "Oriental Expressions" itu, koleksi yang ditampilkan menyuguhkan dominasi warna merah, kuning, maupun emas yang identik dengan pengaruh budaya China.
Pengaruh China semakin kuat dengan tampilan motif naga dan singa dipadu dengan pola-pola asimetris, meski nuansa tradisional tidak lantas ditinggalkan, seperti motif jumputan dan lereng.
Menurut Pimpinan Cabang Batik Danar Hadi Semarang Mira Fastiany di sela pergelaran itu, koleksi terbaru yang diluncurkan itu memang menyasar konsumen warga keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek.
"Selama ini, ada juga kalangan warga keturunan Tionghoa yang gemar mengenakan batik. Kami akomodasi dengan koleksi batik terbaru dengan paduan oriental, apalagi sebentar lagi perayaan Imlek," katanya.
Ia menjelaskan, pemberian warna-warna segar, seperti merah, kuning, dan emas yang mendominasi juga membuat kesan lebih segar, di samping warna-warna mencolok itu memang kental dengan budaya China.
Bentuk kerah seperti pada Cheongsam, busana khas masyarakat Tionghoa tidak ditelan mentah-mentah dalam desain, kata dia, namun diberi sentuhan lain di bagian leher, dengan sedikit terbuka dan dihiasi payet.
Penampilan 30 koleksi terbaru Rumah Barik Danar Hadi pada pergelaran batik itu, terbagi dalam lima "sequen" (urutan), seperti karya in house designer yang menampilkan kebaya encim dan selendang sutra.
Bahan sutra dari alat tenun bukan mesin (ATBM) karya in house designer itu membuka pergelaran, disusul koleksi busana blus yang juga berbahan sutra dan didesain untuk dikenakan dalam acara formal.
Perancang Hutama Adhi juga digandeng untuk mengkreasikan ide memadukan nuansa oriental dengan tradisionalitas dalam koleksi terbaru itu, dan perancang kenamaan Indonesia itu menampilkan enam koleksi.
Mira menambahkan, terobosan yang dilakukan Rumah Batik Danar Hadi itu tetap sejalan dengan visinya untuk terus konsisten dalam memproduksi batik siap pakai, namun tetap mempertahankan nilai dan filosofi batik.
Pergelaran busana batik itu juga diisi dengan talkshow bertema "Fengshui In The Year of The Dragon" yang menampilkan master fengshui Linda Kho. [Kompas.com]
Pada pergelaran busana batik bertema "Oriental Expressions" itu, koleksi yang ditampilkan menyuguhkan dominasi warna merah, kuning, maupun emas yang identik dengan pengaruh budaya China.
Pengaruh China semakin kuat dengan tampilan motif naga dan singa dipadu dengan pola-pola asimetris, meski nuansa tradisional tidak lantas ditinggalkan, seperti motif jumputan dan lereng.
Menurut Pimpinan Cabang Batik Danar Hadi Semarang Mira Fastiany di sela pergelaran itu, koleksi terbaru yang diluncurkan itu memang menyasar konsumen warga keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek.
"Selama ini, ada juga kalangan warga keturunan Tionghoa yang gemar mengenakan batik. Kami akomodasi dengan koleksi batik terbaru dengan paduan oriental, apalagi sebentar lagi perayaan Imlek," katanya.
Ia menjelaskan, pemberian warna-warna segar, seperti merah, kuning, dan emas yang mendominasi juga membuat kesan lebih segar, di samping warna-warna mencolok itu memang kental dengan budaya China.
Bentuk kerah seperti pada Cheongsam, busana khas masyarakat Tionghoa tidak ditelan mentah-mentah dalam desain, kata dia, namun diberi sentuhan lain di bagian leher, dengan sedikit terbuka dan dihiasi payet.
Penampilan 30 koleksi terbaru Rumah Barik Danar Hadi pada pergelaran batik itu, terbagi dalam lima "sequen" (urutan), seperti karya in house designer yang menampilkan kebaya encim dan selendang sutra.
Bahan sutra dari alat tenun bukan mesin (ATBM) karya in house designer itu membuka pergelaran, disusul koleksi busana blus yang juga berbahan sutra dan didesain untuk dikenakan dalam acara formal.
Perancang Hutama Adhi juga digandeng untuk mengkreasikan ide memadukan nuansa oriental dengan tradisionalitas dalam koleksi terbaru itu, dan perancang kenamaan Indonesia itu menampilkan enam koleksi.
Mira menambahkan, terobosan yang dilakukan Rumah Batik Danar Hadi itu tetap sejalan dengan visinya untuk terus konsisten dalam memproduksi batik siap pakai, namun tetap mempertahankan nilai dan filosofi batik.
Pergelaran busana batik itu juga diisi dengan talkshow bertema "Fengshui In The Year of The Dragon" yang menampilkan master fengshui Linda Kho. [Kompas.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar