Tampilkan postingan dengan label batik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label batik. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Januari 2012

Desain Batik Rasa Amerika


KOMPAS/ANDREAS MARYOTOPengunjung mengamati desain batik pemenang American Batik Design Competition di Hotel The Palace, San Francisco, Amerika Serikat, awal November lalu. Kompetisi ini diadakan agar batik makin mendunia.
KOMPAS.com - Kain-kain batik yang terpampang di salah satu ruangan Hotel The Palace, San Francisco, Amerika Serikat, awal November lalu membuat kita terkaget-kaget. Ada yang bermotif bison, koboi, gandum, hingga motif QR code. Motif-motif itu jauh dari pikiran orang-orang Indonesia yang akrab dengan batik. Batik telah melangkah jauh, dari sekadar milik Indonesia menjadi milik dunia.
Elizabeth Urabe, Joanne Giglotti, dan Kelly Cobb terus mengumbar senyum. Peluk cium dan jabat tangan bertubi-tubi menimpa mereka. Ketiganya tengah menerima ucapan selamat dari rekan-rekannya dan juga orang Indonesia yang menghadiri pengumuman pemenang American Batik Design Competition dalam acara yang dikemas dengan nama Indonesia Celebration Dinner.
Mereka adalah tiga orang yang meraih juara pertama lomba itu. Ada juga tiga orang yang mendapat juara kedua dan tiga orang lainnya yang mendapat juara ketiga.

Batik Perpaduan Oriental Sambut Imlek










SEMARANG, KOMPAS.com--Rumah Batik Danar Hadi Semarang meluncurkan 30 koleksi batik terbarunya dengan sentuhan oriental dalam motif desain, Selasa, untuk menyambut perayaan Imlek 2563.

Pada pergelaran busana batik bertema "Oriental Expressions" itu, koleksi yang ditampilkan menyuguhkan dominasi warna merah, kuning, maupun emas yang identik dengan pengaruh budaya China.

Jumat, 13 Januari 2012

Guru SMKN Tegal ciptakan robot pembatik

Agus Martoyo, guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tegal, Jawa Tengah, berhasil menciptakan robot pembatik yang mampu mempercepat proses pembuatan pola batik tulis dengan hasil produksi lebih tinggi dibanding proses manual.

"Robot itu kami namakan Robotika Machine 7NG-1110. Ini kami buat untuk mempercepat proses membuat pola secara langsung di atas kain tanpa menggunakan alat gambar manual," kata Agus Martoyo, guru mata pelajaran Elektronika dan Mesin SMKN 1 Kota Tegal di pameran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2011 di Alun-alun Kota Tegal, Minggu.

Guru kelas sekaligus pencipta mesin robot batik tersebut mengatakan, ide awal menciptakan robot batik berawal dari keluhan sejumlah pengusaha batik tulis yang kesulitan membuat pola sehingga muncullah ide menciptakan mesin yang dapat membubuhkan cairan malam ke kain dengan corak tertentu.

Presiden minta batik Indonesia khas dan berkarakter

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar batik Indonesia memiliki kekhasan atau karakter sehingga dapat terus bertahan dan bersaing di dunia.

Permintaan itu disampaikan oleh Presiden Yudhoyono kepada para pengrajin batik Ngadirojo di Pendopo Kantor Bupati Pacitan, Jatim, Kamis malam.

"Harus ada kekhasan. Batik Indonesia harus punya karakter atau kekhasan. Kekhasan ini bisa nasional atau juga daerah," kata Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Ia kemudian mencontohkan motif pace (mengkudu) yang dapat menjadi ciri khas batik Pacitan. 

Selasa, 08 November 2011

BATIK, MAHAKARYA, DAN CINTA KITA

Pernahkah terlintas dalam pikiran bahwa di balik kain dan busana batik yang kita pakai, ada suatu mata rantai kehidupan yang penuh kesetiaan dan dedikasi dari para pembuatnya? Dalam menyelesaikan satu kain batik tulis, diperlukan proses berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai dua tahun. Setiap titik yang ditorehkan, dan setiap warna yang ditambahkan semuanya diresapi dengan penuh kehati-hatian, energi yang menempel pada kain-kain ini pun memiliki rasa.
 Terinspirasi dari kecintaan Nia Dinata terhadap batik, serta visinya yang takkan pernah membiarkan kecintaan masyarakat Indonesia pada batik memudar, Nia dan Kalyana Shira Foundation yang konsisten dengan komitmennya dalam memproduksi film dokumenter, sepakat untuk membuat film dokumenter tentang Batik yang diberi judul “Batik, Our Love Story”. Bagi yang mengaku pecinta Batik, rasa cinta dan bangga menggunakannya saja tidaklah cukup. Pernahkah mendalami sejarahnya, proses pembuatannya, serta kekayaan filosofi motif-motifnya? Dengan membuat film dokumenter, Nia Dinata sekaligus memperdalam pengetahuan. Film yang diproduseri Vivian Idris bersama tim riset Ucu Agustin, mereka melakukan pengambilan gambar di Cirebon, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Lasem dan Madura.
 

Sabtu, 29 Oktober 2011

Batik, the Traditional Fabric of Indonesia

It would be impossible to visit or live in Indonesia and not be exposed to one of the country's most highly developed art forms, batik. On your first visit to a batik store or factory you will undoubtedly experience an overwhelming stimulation of the senses - due to the many colors, patterns and the actual smell of batik. Only through repeated visits and a bit of study will the types of designs and their origins become apparent.
The word batik is thought to be derived from the word 'ambatik' which translated means 'a cloth with little dots'. The suffix 'tik' means little dot, drop, point or to make dots. Batik may also originate from the Javanese word 'tritik' which describes a resist process for dying where the patterns are reserved on the textiles by tying and sewing areas prior to dying, similar to tie dye techniques. Another Javanese phase for the mystical experience of making batik is “mbatik manah” which means “drawing a batik design on the heart”.